
GenPI.co - Direktur center of economics and law studies (Celios) Bhima Yudhistira menyoroti upaya pemerintah yang menahan harga bahan bakar minyak (BBM) jenis Pertalite.
Dia memperkirakan akibat kebijakan itu beban subsidi untuk Pertalite bakal meningkat tajam.
Kenaikan beban subsidi ini buntut dari meningkatnya konsumsi BBM Pertalite.
BACA JUGA: Tak Bisa Jual Pertalite, Pedagang Bensin Eceran Gulung Tikar
Sebelumnya, harga BBM jenis Pertamax dinaikkan seiring meningkatnya banderol minyak mentah dunia.
Namun, hal tersebut mendorong masyarakat bermigrasi besar-besaran ke Pertalite untuk memperoleh BBM yang lebih terjangkau.
BACA JUGA: Warga Cimahi Mengeluh Pertalite Langka, Terpaksa Beli Pertamax
"Pelebaran subsidi untuk Pertalite sebenarnya bukan disebabkan hanya minyak mentah naik, tapi karena migrasi," kata Bhima kepada GenPI.co, Senin (23/5).
Oleh karena itu, pemerintah harus mencermati penambahan alokasi subsidi energi di perubahan anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) 2022.
BACA JUGA: Wacanakan Kenaikan Pertalite, Pemerintah Nggak Paham Momentum
Dengan adanya kondisi itu, pemerintah mengusulkan tambahan subsidi energi sebesar Rp 74,9 triliun
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News