Agar Kuota BBM Subsidi Tidak Jebol, Begini Saran Ekonom kepada Pertamina

Agar Kuota BBM Subsidi Tidak Jebol, Begini Saran Ekonom kepada Pertamina - GenPI.co
Ahli Ekonomi Universitas Gadjah Mada (UGM) Fahmy Radhi mengusulkan agar Pertamina menaikkan harga Pertalite dan menurunkan harga Pertamax. Foto: ANTARA FOTO/Yusuf Nugroho/rwa

GenPI.co - Ahli Ekonomi Universitas Gadjah Mada (UGM) Fahmy Radhi mengusulkan agar Pertamina menaikkan harga Pertalite dan menurunkan harga Pertamax.

Hal itu untuk mempersempit disparitas harga antara kedua jenis BBM tersebut.

"Dengan menaikkan harga Pertalite dan menurunkan harga Pertamax secara bersamaan maksimal selisih harga sebesar Rp1.500 per liter," ucapnya dalam keterangan resmi, Sabtu (13/8/2022).

BACA JUGA:  BBM Nonsubsidi di Seluruh SPBU Resmi Naik, Sebegini Harganya

Dia menilai kebijakan harga tersebut diharapkan akan mendorong konsumen Pertalite migrasi ke Pertamax secara sukarela.

"Komunikasi publik secara masif perlu dilakukan mengenai penggunaan Pertamax yang lebih bagus untuk mesin kendaraan dan lebih irit supaya menarik minat masyarakat untuk beralih dari mengonsumsi Pertalite ke Pertamax," jelasnya.

BACA JUGA:  Pemerintah Terus Tingkatkan Pencampuran BBN ke BBM Solar

Sampai Juli 2022, Pertamina melaporkan konsumsi bahan bakar minyak jenis Pertalite telah menembus angka 16,8 juta kiloliter atau setara dengan 73,04 persen dari total kuota yang ditetapkan tahun ini sebesar 23 juta kiloliter.

Angka konsumsi yang tinggi itu membuat kuota Pertalite hanya tersisa 6,2 juta kiloliter.

BACA JUGA:  Soal Penerima Subsidi BBM dan Listrik, Rieke Diah Pitaloka Kecewa

Kalau upaya pembatasan konsumsi Pertalite tidak berhasil, maka kuota BBM subsidi diproyeksikan jebol paling lama pada akhir Oktober 2022.

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Berita Sebelumnya
Berita Selanjutnya