GenPI.co 
GenPI.co - Isu resesi yang akan terjadi pada tahun 2023 seolah menjadi momok ancaman baik dalam industri dan individu. Di tengah pemulihan perekonomian dunia pasca pandemi, Indonesia kembali dihadapi isu krisis keuangan.
Muhamad Ikhsan, Dosen Fakultas Ekonomi Bisnis Universitas Paramadina menjelaskan, mesin perekonomian dunia yang selama ini digerakan oleh Amerika Serikat, China dan Eropa mengalami kendala.
“Permasalahan inflasi di Amerika Serikat, isu iklim di China dan perang Rusia dan Ukraina di Eropa menjadi permasalahan yang terjadi saat ini,” ujar Ikhsan dalam keterangan resminya, Sabtu (12/11).
BACA JUGA: Pakar Sebut Ekonomi Indonesia Makin Tangguh dan Kebal Resesi
Selain itu permasalahan juga timbul akibat persaingan Amerika Serikat - Tiongkok di Kawasan Asia Timur dan pemulihan dunia pasca pandemi Covid-19.
“Pandemi berdampak pada pelaku usaha dan rumah tangga. Pelaku usaha tidak bisa bekerja karena lockdown dan akhirnya terpaksa melakukan PHK, mengakibatkan masyarakat kehilangan pekerjaan,” imbuhnya.
BACA JUGA: Eropa di Ambang Resesi, Orang Tua Sampai Kurangi Jatah Makan demi Anak-anak
Sementara itu menurut Ariyo D.P. Irhamna Peneliti Institute for Development of Economics and Finance (INDEF, situasi di Ukraina juga mempercepat “Bom Waktu” tersebut.
Pasokan gas yang terganggu menyebabkan inflasi semakin tidak terkendali. Padahal gas tidak hanya untuk sebagai energi saja tapi juga sebagai bahan baku pupuk untuk pangan.
BACA JUGA: 5 Cara Hadapi Ancaman Resesi Ekonomi, Warga Indonesia Harus Tahu
Namun, dari keadaan global tidak mempengaruhi gejolak perekonomian di dalam negeri. Melihat neraca dagang Indonesia dengan negara lain, Indonesia tidak akan terkena dampak signifikan terhadap keadaan global tersebut.
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News
