
Denni lantas meneguhkan diri: inilah saat yang tepat baginya berhenti sebagai akademisi. Untuk sepenuhnya memperdalam dunia nyata. Sangat menantang. Denni pun mencari siapa yang akan bertanggung jawab pada masalah teknologinya.
Dia temukan Hengki Sihombing. Ia salah seorang eksekutif bidang IT di grup Sinar Mas. Hengki berpengalaman melahirkan startup. Jadilah Hengki Direktur Operasional dan Teknologi Manajemen Pelaksana Program Kartu Prakerja.
Dalam tiga minggu program sudah harus jalan. Malam pertama diluncurkan, ternyata langsung ''meledak''. Menko Perekonomian Airlangga Hartarto yang mengumumkannya pukul 19.00.
BACA JUGA: Catatan Dahlan Iskan soal Politik Taiwan: Bukan Dinasti
Malam itu juga, sebelum tengah malam, sudah 3 juta pendaftar. Hengki harus menambah terus kapasitas server-nya. Untung tidak sempat jebol.
"Setiap ada laporan mulai melambat, langsung tambah server," ujar Hengki.
BACA JUGA: Catatan Dahlan Iskan soal Alvin Lim: Alvin Ukraina
Tentu tidak semua pendaftar bisa diterima. Jumlah yang mendaftar jauh melebihi kapasitas pelatihan. Maka pendaftar yang memiliki bobot tertinggilah yang diterima lebih dulu. Yang terkena PHK memiliki bobot lebih tinggi.
Sebelum itu telah ditentukan dulu kuota per provinsinya. Itu disesuaikan dengan jumlah penduduk, jumlah penderita Covid-19 dan jumlah yang terkena PHK.
BACA JUGA: Catatan Dahlan Iskan soal Alvin Lim: Alvin Kuya
Maka dari pendaftar tiap provinsi, dilihat dulu siapa yang terkena PHK, muda, dan kriteria lain. Masing-masing ada bobotnya. Sampai jumlahnya memenuhi kuota per-gelombang.
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News