Catatan Dahlan Iskan soal Kereta Cepat: Teflon 1000 Km/Jam

Catatan Dahlan Iskan soal Kereta Cepat: Teflon 1000 Km/Jam - GenPI.co
Dahlan Iskan. Foto: Ricardo/JPNN.com

Anda harus naik dari stasiun baru di Halim. Tepatnya di Jalan Wangko, kelurahan Makassar, Halim, Jakarta Timur. Lalu Anda harus turun di stasiun Padalarang, jauh di luar kota Bandung.

Tapi, itu akan teratasi kelak kalau jalurnya sudah ditambah. Sampai Yogyakarta. Lalu sampai Surabaya. Apalagi kalau disambung lagi sampai Cilegon di barat dan Banyuwangi di timur.

Anda tentu tidak akan kehilangan rasa humor: kalau untuk Yawan yang 100 km diperlukan waktu pembangunan 8 tahun, lalu berapa lama untuk jarak 1000 km.

BACA JUGA:  Catatan Dahlan Iskan: Rania Lindi

Tentu tidak harus begitu. Proyek Yawan (Ya Jiada - Wan Long) adalah pertama. Serba sulit. Bekerja sambil belajar. Mikir sambil membaca kehebohan di medsos. Untung Indonesia punya sosok Teflon.

Lalu ditambah Teflon besar bernama Luhut Binsar Panjaitan. Melihat kereta Yawan meluncur di langit Jagorawi rasanya bangga: nih, Indonesia. Kehebohan di medsos pun seperti terlupakan. Setidaknya sementara.

BACA JUGA:  Catatan Dahlan Iskan: Desember Emas

Inilah masa-masa bulan madu kereta cepat. Kagum. Hebat. Bangga. Harga diri bangsa seperti tiba-tiba mirip saham yang lagi naik. Tiongkok sendiri kini sudah punya 30.000 km jalur kereta cepat.

Jauh meninggalkan Jepang yang 3.000 km. Bahkan Spanyol sudah lebih panjang dari Jepang: 4.000 km. Saya pernah mencobanya di rute Madrid-Barcelona.

BACA JUGA:  Catatan Dahlan Iskan soal Denny Indrayana: Buka Tutup

Amerika pernah nekat mau membangun kereta cepat. Dimulai dari San Francisco ke Los Angeles. Ambles. Sampai sekarang belum jadi. Sudah hampir 20 tahun. Bahkan terancam macet.

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Berita Sebelumnya
Berita Selanjutnya