Ini Cara Wong Solo Akhirnya Lepas dari Jeratan Bank Titil

Ini Cara Wong Solo Akhirnya Lepas dari Jeratan Bank Titil - GenPI.co
Warga Serengan, Kota Solo, Jawa Tengah, Lasiman (kanan), terbantu karena kredit dari Bank BRI. (Foto: Farida Trisnaningtyas/GenPI.co)

Hal serupa dialami Ridwan. Pria berusia 57 tahun ini bisa memperbaiki rumah hingga menyekolahkan anaknya dengan bantuan kredit dari Bank BRI. Dia juga bekerja dengan Sarno sejak belasan tahun lalu.

“Saya orang kecil, rumah saja lantainya tanah. Saya ambil dikit (kredit) untuk memperbaiki rumah. Sudah lunas, ambil lagi untuk bikin kamar mandi, juga untuk menyekolahkan anak,” ungkap dia, saat ditemui di rumah Sarno, Rabu (6/3).

Ridwan mengaku mengambil pinjaman BRI 4 bulan sekali, jadi dalam setahun dia bisa 3 kali selama 4 tahun terakhir. Cara mengangsurnya juga sama, yakni potong upah mingguan dari hasil kerjanya membikin kok.

BACA JUGA:  BRImo Bikin Nasabah di Solo Makin Mudah Kelola Keuangan, Bisa Transaksi hingga Investasi

Sarno, pemilik klaster UMKM Shuttlecock T3, menambahkan banyak karyawannya mengajukan kredit BRI secara kelompok dengan jaminannya. Dengan catatan, dia sudah kenal betul pekerjanya. 

“Jadi teman mau mengajukan BRI, marketing pasti tanya ini orangnya bagaimana. Bapaknya itu bagaimana. Alhamdulillah tidak ada yang nakal (kredit macet), baik semua sini mbak, angsurannya bagus,” ujar dia, saat ditemui di rumahnya, Rabu (6/3).

BACA JUGA:  Jadi Agen BRILink, BUMDes Tumang Sukses Bantu UMKM Kerajinan Tembaga hingga Jadi Pemenang Desa BRILian

Sarno membeberkan syarat pengajuan kredit BRI ini juga sangat mudah. Mereka cukup setor KTP dan tidak ada jaminan. Besaran kreditnya sekitar Rp 20 juta per kelompok dengan jangka waktu 4 bulan.

“Pak Lasiman itu contohnya, dulu rumahnya diintip orang bisa, pinjam BRI sedikit demi sedikit bisa, lama-lama rumahnya bagus. Dulu mau ambil BRI (kredit) enggak bisa wong enggak ada jaminan, lalu ke tempat saya,” ceritanya.

Di sisi lain, Sarno mengakui kini tak ada bank titil yang berani beroperasi di kampungnya. Rata-rata warganya sudah paham jerat bank titil (bank plecit) yang lebih banyak merugikan masyarakat. Mereka kerap memanfaatkan warga yang tidak mampu untuk berutang dengan bunga yang tinggi.

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Berita Sebelumnya
Berita Selanjutnya