GenPI.co 
Nosa Sandi, hacker asal Pasuruan, Jawa Timur, diberi hadiah Rp 106 juta dari Google. Pasalnya, pria yang di kominitas Black Hat ini berhasil menemukan kekeliruan dalam sistem Google.
Nosa Sandi menyadari ada yang keliru dengan sistem Google pada bulan Maret 2018 lalu, setelah dua kali mengingatkan akhirnya Google membalas dengan mengirim ucapan selamat karena telah menemukan kebocoran pada sistem mereka dan sebagai bagian dari program imbalan kerentanan Google.
Nosa Sandi bagian dari komunitas hacker yang berkembang di Kota Pasuruan, yang dikenal dengan nama Pasuruan Black Hat. komunitas ini adalah tempat berkumpul para hacker yang mengembangkan kemampuan mereka dengan menguji keamanan berbagai laman milik perusahaan swasta dan untuk di Indonesia. Pasuruan Black Hat muncul sebagai salah satu yang menonjol.
Perusahaan besar yang banyak menggunakan teknologi informasi dalam pabrik, kantor, dan layanan kepada pelanggan mereka kerap menjadi sasaran kejahatan saiber yang dilakukan oleh Cracker dan sebagai cara untuk mencegahnya adalah dengan menemukan celah dalam sistem mereka sebelum cracker melakukannya dan meminta tebusan uang miliaran rupiah.
Facebook sendiri pernah mengumumkan telah mengeluarkan Rp 15 miliar untuk para hacker yang mampu menemukan kerentanan pada sistem mereka. Hal yang sama dilakukan oleh perusahaan produsen mobil listrik, Tesla dan perusahaan General Motors. Hacker membantu mencegah perusahaan-perusahaan ini menjadi korban cracker yang akan mengeksploitasi cacat pada sistem mereka.
Hacker Indonesia yang terbukti mampu mendeteksi kerentanan itu adalah suatu tanda bahwa kemampuan orang Indonesia tidaklah kalah, karena tidak banyak orang yang mampu melakukan hal seperti itu di dunia.
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News
