Upaya ini menaikkan level gola rebok sudah ada sejak 2017. Para anak muda tersebut melakukan kemitraan dengan pemerintah desa Smpang Kolang. Alhasil Bumdes Sompang Kolang pun terbentuk dengan gola rebok sebagai produk unggulannya.
Saverianus Agung, Bendahara Bumdes Sompang Kolang mengatakan, usaha gula merah ini mendapat penyertaan modal dari Kepala Desa Yohanes Natar.
“Puji Tuhan di Tahun 2019, kami sudah bisa mandiri. Kami berharap usaha ini bisa diakomodir dalam pemerintahan desa baru di bawah kepemimpinan (kepala desa baru) Bapak Sebastianus Bama,” kata Saverianus.
Kreativitas generasi millennial Desa Sompang Kolang pun berbuah prestasi. Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi memilih Bumdes Desa Sompang Kolang mewakili Nusa Tenggara Timur mengikuti workshop kemitraan di Jakarta pada akhir 2018 lalu.
“Kami melakukan kemitraan dengan Kementerian Desa agar memperkenalkan kami dengan sponsor kemasan gula di Surabaya,” Saverianus menutur.
Selain Saverinus, yang diutus memenuhi undangan kementerian adalah Ketua Bumdes, Wiliam Risai dan Sekretaris Bumdes Januarius Enggong.
Gola rebok desa Sompang Kolang hadir dalam bentuk saset. Namun inovasi tak berhenti sampai di situ. Mereka sedang mengupayakan kemasan yang lebih otentik yakni dalam bentuk kapsul yang dimasukkan dalam buluh bambu. Dengan begitu, produk ini bisa menjadi oleh-oleh khas Manggarai.
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News