
Menurutnya, pencegahan yang bisa dilakukan adalah memberikan edukasi untuk mendukung kehamilan yang sehat, konsultasi kepada ahlinya, dan menekankan pentingnya memahami faktor risiko kelahiran prematur.
“Riwayat kelahiran dapat meningkatkan risiko prematur bagi ibu yang memiliki riwayat abortus,” sambungnya.
Ia menjelaskan, salah satu upaya untuk menurunkan risiko kelahiran prematur dapat dilakukan dengan memperhatikan kebutuhan nutrisi melalui suplementasi Omega 3, Zinc, Vitamin D3, atau multi-mikronutrien.
BACA JUGA: 4 Dampak Buruk Anak Usia di Atas Satu Tahun Masih Pakai Empeng
Sementara itu, Dokter Spesialis Anak Konsultan Neonatalogi Dr. dr. Putri Maharani TM, Sp.A(K) menjelaskan bahwa kesulitan utama dalam kasus prematur ialah perawatan anak lahir prematur.
Pasalnya, anak yang lahir prematur mempunyai kesulitan untuk beradaptasi dengan kehidupan di luar rahim akibat ketidakmatangan sistem organ tubuhnya.
BACA JUGA: Ortu Jangan Khawatir, 3 Tips Merawat Bayi Prematur di Rumah
“Upaya untuk meminimalkan dampak negatif selama perawatan adalah menjaga agar BBLR berada dalam kondisi yang optimal untuk tumbuh dan berkembang, salah satunya dengan menerapkan developmental care,” ujar Dokter Putri.
Dokter Putri menjelaskan bahwa prinsip developmental care meliputi keterlibatan keluarga, meminimalkan stres, dan mengoptimalkan pemberian ASI, sebagai nutrisi yang terbaik bagi bayi.
BACA JUGA: Bunda, Cegah Kulit Bayi Jadi Kering dan Mengelupas dengan 3 Cara
Selain itu, Dokter Putri menambahkan bahwa stimulasi sejak dini merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang anak baru lahir.
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News