GenPI.co 
Ini menjadi masalah bagi BPTJ, karena ketika warga Jakarta malas menuju halte atau stasiun terdekat maka angkutan umum yang telah disediakan menjadi tidak maksimal dimanfaatkan oleh warga.
“[ini] tantangan BPTJ, bagaimana masyarakat bisa berpihak pada angkutan umum, bagaimana masyarakat bisa segera pindah menggunakan angkutan umum,” ujar Kepala BPTJ Bambang Prihartono kepada GenPI.co, Rabu 24 juli 2019.
Kabar baiknya, BPTJ memiliki jawaban atas tantangan tersebut yang mereka yakini akan menjadi solusi agar angkutan umum di Jakarta dimanfaatkan secara maksimal, dan warganya menjadi lebih sehat dengan berjalan kaki. Jawaban BPTJ adalah Integrasi antar-moda angkutan umum.
Integrasi itu berupa usaha untuk memadukan seluruh moda angkutan yang ada secara fisik, tiket, dan tarif.
“Kami mengintegrasikan komuter dengan MRT di Dukuh Atas, di situ ada juga TransJakarta,” kata Bambang.
Mempertemukan berbagai moda angkutan di satu tempat yang sama akan diterapkan juga di tempat lainnya.
Selanjutnya BPTJ akan melakukan integrasi secara sistem penjualan tiket. Menurut Bambang, nantinya tiket moda angkutan akan terbuka sehingga bisa berinteraksi. Sehingga untuk satu perjalanan yang membutuhkan dua kali berganti angkutan, maka kedua tiketnya akan bisa dibeli di satu tempat yang sama.
Terakhir, BPTJ akan melakukan Integrasi pada tarif.
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News
