GenPI.co 
GenPI.co - Saat kamu jatuh cinta, kamu di bawah pengaruh hormon yang membuat kamu mengalami tiga ombak emosi sekaligus, yakni euforia, terancam, dan kelelahan.
Dilansir dari Psychology Today, tim peneliti dari University of Pisa menemukan bahwa pada tahap awal dari hubungan romantis, aktivitas pemancar saraf adrenalin, dopamine, oksitosin, norepineprine, dan phenylethylamine menempatkan aspek emosional diri menjadi kewalahan.
Uniknya, selama fase euforia ini, efek relaksasi yang kamu dapatkan dari hormon “mood baik” serotonin akan menurun, tergantikan dengan obsesi terhadap pasangan dan secara konsisten mengingat-ingat kembali pada kenangan romantis sebelumnya yang kamu habiskan bersamanya.
BACA JUGA: Waspada! Ini 4 Alasan Pasangan Ogah Diajak Bermain Cinta
Pemancar saraf ini jugalah yang memiliki andil dalam membuat jantung berdebar hingga merasa terengah, gemetar, dan keinginan yang amat sangat untuk bersatu dengan kekasih.
Meskipun indah, fase euforia ini dapat memberantakkan kamu. Kamu menambahkan hubungan romantis pada rutinitas normal yang sudah cukup menyibukkan.
BACA JUGA: Jangan Lakukan 4 Kebiasaan, Pasangan Merasa Tidak Dihargai
Selain itu, mencintai seseorang juga ‘memaksa’ kamu untuk menurunkan kewaspadaan dan lebih membuka diri, membuat kamu mampu untuk menangguhkan semua kritik dan keraguan terhadapnya.
Proses ini dapat mengancam eksistensi diri dan membuat kamu merasa tidak aman. Ketakutan ini sangat gamblang dirasakan
BACA JUGA: Pasangan Melakukan 4 Hal, Tanda Kasih Sayangnya Begitu Tulus
Butuh waktu dan usaha ekstra bagi kedua belah pihak untuk dapat mulai mempercayai orang yang tadinya asing dan membangun hubungan yang lebih kuat. (hellosehat)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News
