
Noviana mengingat Jalan Ngagel di Kota Surabaya menjadi tempat sandarannya mencari nafkah. Bahkan, bagi Noviana dan keluarganya, jalanan adalah tempat untuk belajar banyak hal. "Jalanan kan keras, syukur bapak dan ibu protektif. Walaupun saya hidup di jalanan, saya tidak terpengaruh gaya hidup jalanan seperti merokok, minum-minuman keras," ungkapnya.
Memasuki masa SMA, Noviana mulai menekuni olahraga Panahan, bahkan sempat mengikuti Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) sebagai bagian dari kontingen Surabaya. Dari situ ia mulai menerima bonus yang akhirnya ia gunakan untuk membayar sekolah dan buka usaha kecil-kecilan.
Mimpi untuk melanjutkan ke perguruan tinggi pun ia capai. Noviana diterima di Fakultas Hukum Unair melalui jalur undangan. “Sejak awal kuliah enggak minta uang ke orang tua. Saat mendaftar kuliah pun saya membayar biaya pendaftaran pakai duit sendiri dari sisa Porprov," paparnya.
Selama kuliah, Noviana berusaha untuk tidak merepotkan keluarganya. Guna memenuhi kebutuhan perkuliahan, dia harus berdagang barang, menjadi pelatih olahraga panahan di salah satu klub memanah Surabaya, sampai menjajal magang di Unit Konsultasi dan Bantuan Hukum (UKBH) FH Unair demi menambah pengalaman.
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News