Dengan menetapkan ekspektasi yang sesuai dengan usia dan tetap memperhatikan serta menyesuaikan diri dengan kebutuhan anak, orang tua yang berwibawa memberikan bimbingan tanpa salah menangani individualitas anak.
Kuncinya terletak pada menjaga keseimbangan antara tuntutan dan daya tanggap, sehingga menghasilkan individu yang berwawasan luas dan percaya diri.
3. Pola asuh yang permisif
Pola asuh permisif, yang sering disalahartikan sebagai sikap lalai, berkisar pada kehangatan dan kasih sayang, namun tidak memiliki struktur.
BACA JUGA: 3 Cara Orang Tua Berkomunikasi dengan Empati dan Niat Kolaboratif kepada Anak
Bertentangan dengan asumsi bahwa hal ini membangun kemandirian, penelitian mengungkapkan potensi kerugian seperti kecemasan, depresi, keterampilan sosial yang buruk, dan tantangan akademis.
Membedakan sikap permisif dan sikap lalai, yaitu sikap orang tua yang tidak peduli terhadap kehidupan anak-anaknya, sangatlah penting untuk memahami dampak jangka panjang terhadap anak.
4. Pola asuh jarak bebas
BACA JUGA: 5 Cara Mengasuh Anak yang Diterapkan Orang Tua di Jepang
Pola asuh jarak bebas, yang dikemukakan oleh Lenore Skenazy, mendorong kemandirian dengan pengawasan orang tua yang bijaksana.
Berbeda dengan pola asuh permisif, pendekatan ini menegakkan aturan dan ekspektasi, lebih selaras dengan pola asuh otoritatif.
BACA JUGA: Dicap Pemenang Debat Cawapres, Gibran Dianggap Inspirasi Anak Muda
Namun, hal ini tidak boleh mengarah pada pola asuh tanpa pengawasan. Penekanannya adalah pada memungkinkan eksplorasi dalam batas-batas, menciptakan pertemuan alami dengan tantangan.
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News