
"Meskipun mi instan makanan yang lezat, dimungkinkan terjadi peningkatan risiko sindrom metabolik karena tingginya natrium, lemak jenuh yang tidak sehat dan beban glikemik," ungkap Hyun Shin, doktor di Harvard School of Public Health.
Studi ini menyebutkan bahwa selain diabetes, perempuan yang mengonsumsi mi instan seminggu dua kali lebih berisiko mengidap obesitas, tekanan darah tinggi dan masalah jantung, dibandingkan yang makan lebih sedikit.
Sementara itu, zat pengawet dalam mi instan membuatnya lebih sulit dan lama dicerna tubuh.
Dari hal itu bisa disimpulkan jika tak hanya mi instan, semua makanan olahan dan berpengawet juga melalui proses yang sulit dicerna.
"Salah satu masalah terbesar saat ini adalah kenyataan bahwa orang telah mulai mengganti makanan segar dengan makanan cepat saji," jelas Dr. Sharma.(*)
Video populer saat ini:
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News