Menengok Keindahan Islam dalam Novel di Bawah Lindungan Ka’bah

Menengok Keindahan Islam dalam Novel di Bawah Lindungan Ka’bah - GenPI.co
Cover novel Di Bawah Lindungan Ka’bah ( Foto : Pustakaid)

Dia tidak sederajat dengan Zainab. Begitu pula Zainab. Dia menyadari akan kedudukan keluarganya dalam masyarakat, karena itulah dia tidak mengatakan perasaannya pada Hamid.

BACA JUGA : Mulai 27 April 2020, Pameran Buku Big Bad Wolf Ada Secara Online

Sampai suatu hari, Haji Ja’far meninggal dunia. Hamid dan Ibunya tidak lagi sering ke rumah almarhum Haji Ja’far. Di tambah lagi dengan keadaan Ibunya yang sudah sakit-sakitan dan tak lama, Ibunya pun menyusul menuju alam barzah.

Hamid begitu terpukul dengan semua cobaan ini. Kini dia sebatang kara. Apalagi ketika Mak Asiah meminta bantuannya untuk meluluhkan hati Zainab agar mau menikah dengan kemenakkan ayahnya.

Hamid yang putus asa memutuskan untuk meninggalkan kota Padang dan pergi sejauh-jauhnya dari kota itu, maka sampailah dia di tanah suci ini.

Di tanah suci dia bisa melupakan Zainab dan semua penderitaannya, yaitu dengan berserah diri kepada ALLAH. Tapi, tidak jarang kenangan-kenangannya bersama Zainab muncul menghantuinya. 

Sampai datanglah Saleh, temannya sewaktu masih di bangku sekolah. Dia membawa kabar mengenai zainab yang dia ketahui dari istrinya, yaitu bahwa Zainab juga mencintainya dan sekarang dia tengah menderita karena perasaa yang sudah lama dia pendam itu. Zainab tidak jadi menikah dengan kemenakkan ayahnya.

Ketika surat Zainab untuk Hamid datang bersamaan dengan surat Rosna, Hamid menyadari betapa beruntungnya dia bahwa mengetahui kalau Zainab berperasaan yang sama pada dirinya. Tapi, itu tidaklah mengubah keadaan, karena semuanya telah terlambat.

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Berita Sebelumnya
Berita Selanjutnya