GenPI.co 
GenPI.co - Venue penyelenggaraan America's Got Talent musim 15 seketika senyap. Padahal seluruh tempat duduk di ruangan besar itu terisi penuh. Pun para juri ajang tersebut tengah duduk di tempatnya. Semuanya mematung melihat seorang kontestan yang mengenakan setelan jas abu pupus di atas panggung.
Ia bernama Archie Williams, seorang pria kulit hitam yang mencoba peruntungan di ajang pencarian bakat bergengsi ciptaan Simon Cowell itu. Sebelum tampil memukau dengan lagu berjudul Don't Let the Sun Go Down on Me yang dipopulerkan Elton John, ia berhasil menguras air mata penonton dan juri dengan kisah hidupnya yang tragis.
BACA JUGA: Satu Kota Rusuh Buntut Kekerasan yang Dilakukan Oknum Polisi
Sama seperti George Floyd yang tengah viral saat ini, Archie Williams adalah satu dari ribuan warga Afrika-Amerika yang menjadi korban rasialis di negeri Paman Sam. Di tahun 1983, ia dituduh memperkosa dan membunuh seorang perempuan kulit putih berusia 31 tahun.
Archie yang kala itu masih 22 tahun pun ditangkap. Padahal, orang tua dan saudara perempuannya bersaksi bahwa Archie kala itu sedang tidur di rumahnya saat kejahatan pemerkosaan terjadi. Namun pemeriksaan sidik jari di sekitar tempat kejadian dikatakan cocok dengan milik Archie.
Meski Archie mati-matian mengatakan tidak pernah melakukan kejahatan itu, ia tetap divonis bersalah dengan hukuman seumur hidup. Ia pun ditempatkan di Angola, salah satu penjara paling mematikan di Amerika Serikat.
Di balik jeruji, Archie tidak membiarkan jiwanya mati. Dalam wawancara singkat dengan host AGT 2020 sebelum tampil bernyanyi, ia mengatakan mengisi harinya dengan menyenandungkan lagu-lagu gospel.
“Tubuhku boleh terpenjara, tapi pikiranku tidak,” katanya.
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News
.webp)
