
Di tahun 1995, Archie mendengar mengenai The Innocence Project, sebuah organisasi yang berupaya mengadvokasi korban salah tangkap dengan melakukan tes DNA. Ia harus menunggu 10 tahun lagi agar hukum negara setempat mengakomodasi pola pembuktian metode tes dengan DNA.
BACA JUGA: David Foster Pernah Relakan Anaknya Diadopsi Orang Lain
Pada 2009, hasil tes keluar dan menunjukkan DNA yang tersisa di sekitar TKP tidak cocok dengan Archie. Sementara pada tahun 2019, hasil investigasi menemukan pelaku sebenarnya. Ia adalah Stephen Forbes, seorang pria penderita gangguan mental yang telah meninggal pada 1996.
Itu berarti, Archie telah dihukum untuk sesuatu yang tak pernah ia lakukan. Ia pun dilepaskan dari penjara pada Maret 2019, setelah 37 tahun menanggung kesalahan orang lain.
Meski harus harus mendekam hampir 4 dekade di penjara, paling tidak nasib Archie lebih baik dari George Floyd. Pria yang berprofesi sebagai sekuriti itu harus meregang nyawa di bawah jepitan lutut seorang petugas polisi Minneapolis, hanya karena sebuah voucher makanan yang dikira palsu.
Baik Archie William maupun George Floyd memiliki dua persamaan yang membuat mereka rentan dicap kriminal. Mereka berkulit hitam, dan datang dari kelas bawah. Keduanya pun mencetak sejarah pada jalan yang berbeda; seorang berjaya di panggung industri musik, sementara yang lain menyulut kerusuhan besar-besaran di negeri itu.(*)
Video viral hari ini:
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News