.webp)
GenPI.co - Penyakit jantung masih menjadi pembunuh terbesar di Indonesia, di samping stroke dan diabetes. Salah satu jenis kelainan yang sering menyerang adalah gagal jantung.
Dokter spesialis jantung pembuluh darah RS Jantung Harapan Kita, BRM Ario Soeryo Kuncoro mengatakan gagal jantung merupakan kondisi kronis dan progresif jangka panjang yang cenderung memburuk secara bertahap yang disebabkan hipertensi.
BACA JUGA: Wajib Tahu! 3 Kiat Cegah Serangan Jantung
Menurut Ario, hipertensi menyebabkan pembuluh darah menyempit dan mengakibatkan beban kerja jantung bertambah berat. Penyempitan dan penyumbatan pembuluh darah ini lalu akan menyebabkan dinding ruang pompa jantung menebal (left ventricular hypertrophy) dan dalam jangka panjang akan meningkatkan risiko gagal jantung
Sementara untuk memompa darah melawan tekanan yang lebih tinggi di pembuluh, jantung harus bekerja lebih keras sehingga terjadi penyempitan arteri sehingga darah lebih sulit mengalir dengan lancar ke seluruh tubuh.
"Dengan demikian, hipertensi membuat kerja jantung menjadi berlebihan untuk memenuhi kebutuhan tubuh akan oksigen dan nutrisi, namun kondisi jantung menjadi lebih sulit bekerja sehingga pada akhirnya jatuh ke kondisi gagal jantung," ujarnya dalam siaran pers, dikutip Antara Kamis (12/11).
Ario menjelaskan, seseorang dikatakan menderita hipertensi apabila memiliki tekanan darah sistolik di atas 140 mmHg dan tekanan darah diastolik di atas 90 mmHg.
Sebelum berkembang menjadi gagal jantung, penderita hipertensi bisa mengelola kondisinya agar tekanan darahnya sesuai target. Caranya, dengan mengatur pola hidup dengan membatasi konsumsi garam, perubahan pola makan, penurunan berat badan dan menjaga berat badan ideal, olahraga teratur, berhenti merokok, kepatuhan dalam menjalani pengobatan, pengukuran tekanan darah secara benar dan berkala.
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News