Bangka Culture Wave Rupanya Terilhami dari Ceng Beng

Bangka Culture Wave Rupanya Terilhami dari Ceng Beng - GenPI.co
Event Bangka Culture Wave 2019 bisa menjadi media hiburan bagi perantau yang pulang ke Bangka untuk merayakan Ceng Beng.

GenPI.co - Ceng Beng adalah tradisi ziarah kubur warga Tionghoa ini. Deselenggarakan setiap 5 April, tradisi ini terus dilestarikan di Bangka. Setiap Ceng Beng, seluruh warga Bangka di perantauan akan kembali.

Momentum ini lalu dikembangkan hingga lahir Bangka Culture festival (BCW). BCW pun menjadi media ‘hiburan’ terbaik saat berada di kampung halaman.

Yusak, Humas BCW 2019 mengatakan, setiap Ceng Beng, Sungailiat juga Bangka selalu ramai. Selain melakukan beragam rangkaian tradisi jelang Ceng Beng, mereka bisa berkumpul di BCW 2019.

“Mereka bisa bertemu teman dan kolega lama. Kegembiraan juga dibagikan bersama para pengunjung lainnya,” ungkapYusak, Selasa (2/4).

Yusak menambahkan, keberagaman dan toleransi di Bangka Belitung memang sangat tinggi. Inilah fenomena menarik dari BCW dan Ceng Beng.

Hari Ceng Beng akan jatuh setiap 5 April. Sejarah menarik dimiliki tradisi Ceng Beng. Dengan daya tariknya, BCW 2019 menampilkannya konten Ceng Beng dari konsep Collosal Theatrical.

Saat Ceng Beng, keluarga Tionghoa biasanya datang ke makam leluhurnya. Mereka lalu membersihkan makam dan mensembahyanginya sembari membawa beragam buah, kue, hingga bunga.

Ceng Beng atau ziarah kubur ini kali pertama muncul pada era Dinasti Han (202 SM hingga 220 M). Tradisi ini familiar juga di zaman Dinasti Tang (618-907 M). Yang unik, setiap makam yang dibersihkan diberi tanda kertas.

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Berita Sebelumnya
Berita Selanjutnya