Saling Berbagi Kisah, Peneliti Gajah dengan Peneliti Banteng

Saling Berbagi Kisah, Peneliti Gajah dengan Peneliti Banteng - GenPI.co
Priyambodo, peneliti genetika gajah dari FMIPA Universitas Lampung menyampaikan materi dalam kuliah umum di Universitas Jember, Jumat (26/4/2019). (ANTARA/HO/Humas Unej)

Peneliti Unej Nur Widodo mengatakan usaha untuk melaksanakan konservasi hewan yang dilindungi seperti gajah dan banteng di Indonesia menghadapi permasalahan yang mirip, di antaranya hilangnya habitat asli hewan, munculnya tindak pidana perdagangan ilegal bagian tubuh binatang seperti gading gajah atau tanduk banteng.

"Selain itu, bentrok kepentingan antara manusia dan hewan, berkurangnya populasi hewan, turunnya daya reproduksi hewan serta permasalahan non teknis seperti perizinan dan birokrasi," ujarnya.

Ia mengatakan program yang digagas yakni perkawinan antara banteng jantan Baluran dengan sapi Bali betina dengan metode inseminasi buatan, sehingga dari penelitian genetika yang ada, sapi Bali memiliki gen yang paling mirip dengan banteng.

"Dengan program itu, maka diharapkan menghasilkan keturunan betina yang akan dikawinkan lagi dengan banteng jantan Baluran, hingga akhirnya menghasilkan keturunan yang gen-nya adalah gen banteng," katanya.

Ia menjelaskan ada dua keuntungan dengan metode tersebut yakni keturunan banteng akan dilepas ke Taman Nasional Baluran dan keturunan sapi Bali akan menjadi sapi unggul.

"Kami juga memiliki program jangka panjang menghasilkan bibit unggul Sapi Unej. Bibit sapi unggul itu adalah hasil persilangan sapi jenis Belgian Blue, sapi jenis Limusin dan sapi jenis Wagyu," ujarnya. (ANT)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Berita Sebelumnya