GenPI.co 
“Israel meremehkan risiko terhadap keamanan internalnya sendiri,” kata Efron.
Dia percaya risiko dari spionase dunia maya, pengawasan, dan pencurian kekayaan intelektual diabaikan oleh pejabat pemerintah yang lebih fokus pada ancaman langsung terhadap negara dan keinginan untuk menarik investasi asing.
Mungkin yang paling mengejutkan, keputusan China untuk menandatangani perjanjian strategis 25 tahun dengan Iran menimbulkan sedikit protes dari Israel. Dan, perusahaan China dengan kegiatan bisnis di Iran terus beroperasi di Israel.
BACA JUGA: Manuver Top AS, China Bakal Mati Kutu?
Salah satu contoh bagaimana kebijakan 'tanpa musuh' China di Timur Tengah memperumit masalah bagi Israel dan sektor teknologinya adalah ZTE.
Pada 2015, perusahaan telekomunikasi berinvestasi di perusahaan teknologi Israel, Rainbow Medical. Kesepakatan itu berjalan meskipun AS mengatakan pada 2012 bahwa ZTE melanggar sanksi dengan menjual peralatan pengawasan ke Iran.
BACA JUGA: Terancam Meledak, Hamas Bikin Aparat Polisi Israel Takut Ternyata
Juru bicara Lior Haiat menerangkan bahwa Israel memeriksa kegiatan perusahaan asing bila diperlukan, menambahkan bahwa Israel bekerja untuk memperkuat hubungan ekonomi dan global dan diversifikasi investasi asing ke dalam.
Dia menyebutkan bahwa Israel tidak mungkin membiarkan retorika China tentang Palestina atau hubungannya dengan Iran menggagalkan hubungan ekonomi untuk saat ini.
BACA JUGA: Soal Kasus Sheikh Jarrah, Komentar Jaksa Agung Israel Bikin Kaget
Tetapi suatu hari Beijing mungkin harus membatalkan kebijakan 'tanpa musuh', dan dipaksa untuk memilih antara Iran atau Israel.
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News
