
GenPI.co - Amnesty International menyoroti tindakan aparat hukum Iran terhadap aksi demonstrasi berhari-hari yang terjadi provinsi Khuzestan.
Dalam pernyataan pada Jumat (23/7), lembaga itu mengatakan bahwa Iran menggunakan kekuatan yang melanggar hukum dan berlebihan dalam tindakan keras terhadap protes atas kekurangan air di provinsi itu
Amnesty International mengatakan telah mengonfirmasi kematian sedikitnya delapan pengunjuk rasa dan pengamat, termasuk seorang remaja laki-laki.
BACA JUGA: Iran Membara Karena Krisis Air! Rakyat Mengamuk, Polisi Tewas
Hal itu dikatakan karena pihak berwenang menggunakan peluru tajam untuk memadamkan protes yang dipicu oleh kekurangan air itu.
Media dan pejabat Iran mengatakan sedikitnya tiga orang telah tewas, termasuk seorang petugas polisi dan seorang pengunjuk rasa.
BACA JUGA: 100 Petugas CIA Terpapar Penyakit Aneh, Tuduhan Mengarah ke Rusia
Mereka menuduh "kaum oportunis" dan "perusuh" yang menembaki pengunjuk rasa dan pasukan keamanan.
“Pasukan keamanan Iran telah mengerahkan kekuatan yang melanggar hukum, termasuk dengan menembakkan peluru tajam dan tembakan burung, untuk menghancurkan sebagian besar protes damai,” kata Amnesty International.
BACA JUGA: Rudal Getarkan Gedung, Lebanon Lapor PBB, Israel Jadi Tersudut
Analisis lembaga itu terhadap rekaman video dari protes dan laporan saksi mata menunjukkan pasukan keamanan menggunakan senjata otomatis mematikan, senapan dengan amunisi yang tidak pandang bulu, dan gas air mata.
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News