“Kami akan menggosok wajah mereka ke tanah,” kata seorang pejuang di sebuah posisi di ketinggian Panjshir.
Rekan-rekannya kemudian mengangkat tinju mereka dan meneriakkan “Allahu Akbar".
Panjshir adalah sebuah titik strategis yang menawarkan pertahanan alami yang hampir mustahil ditembus musuh.
BACA JUGA: Zarmina Menanti Keajaiban di Neraka Kecil Bernama Bandara Kabul
Sebab, satu-satunya pintu masuk adalah celah di bawah bayang-bayang pegunungan yang tinggi.
Musuh yang nekat melewati celah itu akan langsung disambut dengan berondongan senjata oleh pejuang yang sudah bersiap dari ketinggian.
BACA JUGA: Taliban Unjuk Gigi, Distrik di Utara Afghanistan Direbut Lagi
“Jika panglima perang Taliban melancarkan serangan, mereka tentu saja akan menghadapi perlawanan keras dari kami,” Ahmad Massoud, salah satu pemimpin NRF kepada Washington Post pekan lalu.
Dia adalah putra mendiang komandan gerilya Ahmad Shah Massoud, yang dihormati karena mengubah Lembah Panjshir menjadi benteng anti-Soviet dan anti-Taliban.
BACA JUGA: Lembah Panjshir Dikepung Taliban, Pasukan Perlawanan Tidak Gentar
Persiapan defensif sudah biasa bagi warga Panjshir yang melihat Massoud menggagalkan beberapa serangan Soviet pada 1980-an dan upaya Taliban untuk merebut daerah itu pada akhir 1990-an.
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News