GenPI.co 
GenPI.co - Situasi darurat terjadi di Guinea, sebuah negara di Afrika Barat, setelah istana Presiden di Pusat Kota Conakry diserbu oleh tentara pemberontak di Minggu (5/9).
Kawasan itu kemudian selama berjam-jam berubah menjadi medan tempur. Setelah itu, sebuah pengumuman terdengar di radio bahwa pemerintah telah dibubarkan dalam sebuah kudeta.
Tentara pemberontak kemudian menahan Presiden Alpha Conde. Sementara pengumuman radio yang dibacakan di televisi negara oleh Kolonel Angkatan Darat Mamadi Doumbouya menetapkan ditutupnya perbatasan negara dan tidak berlakunya konstitusi.
BACA JUGA: Oposisi Panjshir Melunak, Bakal Berdamai dengan Taliban Asal...
“Tugas seorang tentara adalah menyelamatkan negara," tambah Doumbouya.
Keberadaan Conde tidak diketahui selama berjam-jam setelah pertempuran sengit terjadi. Lalu sebuah video muncul menunjukkan pemimpin berusia 83 tahun itu lelah dan kusut dalam tahanan militer.
BACA JUGA: Taliban Membual, Pejuang Panjshir Masih Digdaya! Perang Berlanjut
Tidak diketahui kapan atau di mana video itu diambil, meskipun suara seorang tentara terdengar bertanya kepada Conde apakah para putschist telah melukainya dengan cara apa pun.
Doumbouya, komandan unit pasukan khusus tentara yang melakukan kudeta, muncul di televisi dengan selusin tentara mengapitinya, Dia lantas mengumumkan alasan pihaknya mengambil laih kekuasaan Guinea.
BACA JUGA: Taliban Hapus Mural, Era Kegelapan Dimulai Lagi di Afghanistan?
“Kami tidak akan lagi mempercayakan politik kepada satu orang; Kami akan mempercayakannya kepada masyarakat,” kata Doumbouya tanpa menyebut nama Conde atau di mana dia ditahan.
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News
.jpeg "Orang Kuat - JPNN.com")