
GenPI.co - Krisis ekonomi mengintai kelompok Taliban yang tengah berupaya membangun pemerintahan yang stabil di Afghanistan.
Ekonomi yang sudah kritis seketika kolaps lantaran negara-negara yang mendonor negara itu selama dua dekade menutup keran seiring naiknya Taliban sebagai penguasa.
Dunia internasional bereaksi dingin terhadap pemerintahan Taliban yang diumumkan pekan lalu
BACA JUGA: Jenderal Top Bergerak Cepat, AS dan China Batal Perang Besar
Juga belum ada tanda-tanda pengakuan internasional atau langkah untuk membuka blokir terhadap cadangan devisa senilai lebih dari 9 miliar dolar AS yang disimpan di luar Afghanistan.
Kekeringan yang melanda mengakibatkan kelaparan dan mendorong ribuan orang dari pedesaan memenuhi kawasan perkotaan.
BACA JUGA: Sadis, Keamanan Fasilitas Nuklir Iran Sentuh Anu Pengawas IAEA
Sementara itu, Program Pangan Dunia PBB (WFP) khawatir persediaan pangan bisa habis pada akhir September, yang dapat mendorong hingga 14 juta orang ke jurang kelaparan.
Negara Barat terfokus pada apakah pemerintah baru Taliban akan menepati janjinya untuk melindungi hak-hak perempuan atau menawarkan perlindungan kepada kelompok-kelompok militan seperti al Qaeda.
BACA JUGA: Rumor Konflik Maut di Tubuh Taliban, Mullah Baradar Ditembak Mati
Padahal bagi banyak warga Afghanistan, prioritas utama adalah kelangsungan hidup yang sederhana.
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News