Investor Inggris Siap Tanamkan USD 9,29 Miliar ke Indonesia

Investor Inggris Siap Tanamkan USD 9,29 Miliar ke Indonesia - GenPI.co
Presiden Jokowi menghadiri KTT G20 sesi II dengan topik perubahan iklim, energi dan lingkungan hidup, Roma, 31 Oktober 2021. Foto: Biro Setpres

GenPI.co - Setelah menghadiri KTT G20 di Roma, Italia, pada 30-31 Oktober 2021, Presiden Jokowi melanjutkan perjalanan menuju Glasgow, Skotlandia untuk menghadiri KTT COP26 pada 1-2 November 2021.

Dalam pertemuan yang digelar di hotel tempat Presiden menginap selama berada di Glasgow, Presiden Jokowi menekankan pembahasan pada investasi di bidang ekonomi hijau.

Bahkan, Presiden menggarisbawahi pada beberapa hari lalu, dirinya telah menandatangani Peraturan Presiden mengenai instrumen nilai ekonomi karbon yang akan mengatur mekanisme carbon trading ke depan.

BACA JUGA:  Menlu Retno Beberkan Hasil KTT G20 untuk Indonesia, Simak!

“Selain mengurangi emisi gas rumah kaca, langkah ini juga meningkatkan pendanaan pembangunan. Pasar karbon harus dikelola dengan berkeadilan dan transparan. Kebijakan pengendalian perubahan iklim Indonesia juga mencakup transisi menuju green economy,” ujar Presiden.

Selain itu, di sektor energi, Indonesia membuka peluang Investasi untuk melakukan early retirement dari pembangkit-pembangkit batubara dan menggantikannya dengan energi terbarukan.

BACA JUGA:  Bertemu di KTT G20, Macron Blak-blakan Kecam PM Austalia

Pemerintah telah mengidentifikasi ada 5,5 GW PLTU Batubara yang bisa masuk dalam proyek ini dengan kebutuhan pendanaan sebesar USD25-30 miliar selama 8 tahun kedepan.

“Indonesia akan mengalihkan pembangkit batubara dengan renewable energy pada tahun 2040, dengan catatan jika terdapat kerja sama, teknologi, nilai keekonomian yang layak, dan pendanaan internasional yang membantu transisi energi tersebut,” imbuh Presiden.

BACA JUGA:  Keren Banget! Jokowi Terima Jabatan Bergengsi di KTT G20

Tidak hanya itu, Presiden juga menjelaskan bahwa Indonesia memiliki potensi pengembangan kendaraan dan baterai listrik, karena kekayaan mineral kita seperti nikel, tembaga dan bauksit/alumunium.

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Berita Sebelumnya
Berita Selanjutnya