Dalam sebuah pernyataan yang dibacakan oleh pengunjuk rasa Laila Basam, para demonstran meminta Taliban "untuk menghentikan mesin kriminalnya".
Pernyataan itu mengatakan mantan tentara dan pegawai pemerintah rezim lama berada "di bawah ancaman langsung".
Tindakan tersebut dianggap melanggar amnesti umum yang diumumkan oleh Taliban pada Agustus.
BACA JUGA: Iran Meluncur ke Luar Angkasa, Negara Barat Jengkel Setengah Mati
Para pengunjuk rasa juga menyampaikan keberatan terhadap pembatasan yang dihadapi perempuan di bawah pemerintahan Taliban.
Pada akhir pekan lalu, pemerintah mengeluarkan pedoman baru yang melarang perempuan melakukan perjalanan jarak jauh kecuali dikawal oleh kerabat dekat laki-laki.
BACA JUGA: Seruan Keras Korea Utara, Jutaan Tentara Siap-siap
"Hak-hak perempuan adalah hak asasi manusia. Kita harus membela hak-hak kita," kata Koahistani.
Rekaman video yang diposting online pada hari Selasa menunjukkan protes perempuan lain yang diadakan di tempat lain di ibu kota yang juga menyerukan agar perempuan diizinkan mendapatkan pendidikan dan kesempatan kerja.(*)
BACA JUGA: Penguasa Arab Saudi Khawatir, Stabilitas Regional Bisa Kacau
Jangan sampai ketinggalan! Kamu sudah lihat video ini ?
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News