
GenPI.co - Presiden Kazakhstan pada hari Jumat (7/1) mengatakan bahwa dia memberi wewenang kepada polisi untuk mengokang senjata dan menembaki pemrotes yang disebutnya sebagai teroris.
Tindakan mematikan itu adalah langka keras yang dilakukan setelah protes berakhir ricuh selama beberapa hari terakhir di bekas negara Uni Soviet itu.
Dalam pidato yang disiarkan televisi kepada negara tersebut, Kassym-Jomart Tokayev menyalahkan kerusuhan di Kazakhstan pada "teroris" dan "militan".
BACA JUGA: 4 Fakta Kazakhstan yang Sedang memanas, Baca Poin Terakhir
Dia mengatakan bahwa dirinya telah mengizinkan penggunaan kekuatan mematikan terhadap mereka.
“Mereka yang tidak menyerah akan tersingkir,” kata Tokayev.
BACA JUGA: Kondisi Kazakhstan Makin Berbahaya, WNI Diimbau Waspada
Dia juga mengecam seruan untuk pembicaraan dengan para pengunjuk rasa yang dibuat oleh beberapa negara lain sebagai "omong kosong."
"Negosiasi apa yang bisa dilakukan dengan penjahat, pembunuh?" kata Tokayev.
BACA JUGA: Pasukan Terjun Payung Rusia di Langit Kazakhstan, Ribuan Terluka
Kementerian Dalam Negeri Kazakhstan melaporkan Jumat bahwa 26 pengunjuk rasa telah tewas selama kerusuhan, 18 terluka dan lebih dari 3.000 orang telah ditahan.
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News