Catatan Dahlan Iskan: Nasib Imran

Catatan Dahlan Iskan: Nasib Imran - GenPI.co
Dahlan Iskan. Foto: Ricardo/JPNN.com

Imran juga menjalin hubungan dengan Afghanistan. Termasuk saat Taliban berkuasa kembali. Ini membuat Amerika marah: Pakistan telah jadi tempat bersembunyi tokoh-tokoh Taliban.

Hubungan Pakistan dengan Arab Saudi juga sangat mesra. Pun dengan Qatar dan Uni Emirat Arab.

Imran ternyata juga meneruskan kebijakan Perdana Menteri Nawaz Sharif: menjalin hubungan ekonomi yang sangat kuat dengan Tiongkok. Begitu banyak proyek Tiongkok di Pakistan. Begitu sering Imran ke Beijing. Amerika sangat tidak happy dengan Imran.

BACA JUGA:  Catatan Dahlan Iskan: Drone Kamikaze

Maka secara terbuka Imran menuduh mosi tidak percaya di parlemen itu didalangi oleh Amerika.

Ia membuka nama diplomat Amerika yang menjadi dalangnya. Imran memang merasa tidak mendapat dukungan dari militer –yang selalu lebih pro ke Amerika.

BACA JUGA:  Catatan Dahlan Iskan soal Covid-19: Buntu Panjang

Kini Pakistan kembali memasuki masa tidak menentu. Imran pun ternyata sama: tidak bisa menjadi pemimpin satu periode penuh lima tahun. Belum pernah ada.

Dalam sejarah Pakistan yang sudah 75 tahun memisahkan diri dari India semua pemimpinnya berhenti atau mati tertembak di tengah jalan.

BACA JUGA:  Catatan Dahlan Iskan: Kolam Ukraina

Mungkin itu sudah nasib Pakistan. Juga nasib Imran Khan: usaha pembangunannya disabot Covid-19. Selama dua tahun. Ketika Covid mereda Rusia menyerang Ukraina.

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Berita Sebelumnya
Berita Selanjutnya