
Setelah itu tugas staf masing-masing untuk mewujudkan kesepakatan bos mereka. Untuk mengatur detailnya. Mengatur administrasinya. Mengatur dokumen hukumnya.
Tidak ada staf yang kemudian menghadap bosnya untuk mengatakan: tidak bisa dijalankan. Staf di sana tidak akan bilang "transaksi sulit dilaksanakan''.
Misalnya karena banyak masalah hukum dan administrasi. Sang bos akan marah. "Kalian digaji untuk menyelesaikan semua itu".
BACA JUGA: Catatan Dahlan Iskan soal Obat PMK: Protokol Puting
Di Hong Kong tugas staf adalah membereskan semua kesulitan yang timbul akibat kesepakatan.
Kalau ada dokumen hukum yang tidak mendukung, harus diusahakan bagaimana agar dokumen itu ada.
BACA JUGA: Catatan Dahlan Iskan soal Zulkifli Hasan: Jalan Zulhas
Kalau ada hitungan yang tidak cocok, bagaimana supaya cocok. Maka jarang ada kesempatan bisnis di Hong Kong yang tidak jalan.
Di Singapura proses itu kebalikannya. Staf mempelajari dulu seluruh detailnya. Barulah bos bertemu. Untuk membuat keputusan.
BACA JUGA: Catatan Dahlan Iskan soal Megawati dan Jokowi: Ketua Umum
Praktik bisnis yang seperti itu akan terus menjadi keunggulan tak terlihat di Hong Kong. Dan itulah keunggulan utamanya. Yang sulit digeser negara manapun.
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News