
GenPI.co - Protes besar-besaran terjadi di Iran sejak Jumat (16/9) Minggu (18/9) setelah seorang gadis meninggal dalam tahanan polisi moral yang menegakkan aturan jilbab yang ketat.
Di media sosial Twitter, tagar #MahsaAmini menjadi trending topik para penutur bahasa Presia yang marah atas kematian tersebut.
Amini yang berusia 22 tahun meninggal pada Jumat setelah mengalami koma setelah penangkapannya di Teheran awal pekan ini.\
BACA JUGA: Iran Makin Melemah dan Mundur Suriah! Serangan Militer Israel Mulai Tunjukkan Hasil
Dia ditangkap lantaran bersuara dan menyoroti hak-hak perempuan di Iran.
Polisi menolak kecurigaan media sosial bahwa dia dipukuli, mengatakan dia jatuh sakit saat dia di tahanan.
BACA JUGA: Eks Kepala Intelijen IDF Mengaku Sulit Menangani Senjata Nuklir Iran
Melansir Reuters, Minggu, sekelompok pengunjuk rasa berkumpul pada hari Minggu di sekitar Universitas Teheran pada hari Minggu, meneriakkan "Perempuan, Kehidupan, Kebebasan".
Di bawah hukum syariah Iran, wanita diwajibkan untuk menutupi rambut mereka dan mengenakan pakaian yang panjang dan longgar.
BACA JUGA: Drone Iran DItembak Jatuh di Ukraina, SIasat Rusia Terbongkar
Pelanggar menghadapi teguran publik, denda atau penangkapan.
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News