Tapi, apa pun motivasinya, Christ tetap menganggap serangan Rusia itu sebagai kejahatan perang.
Christ memang anti perang. Mungkin sejak lahir. Ayahnya adalah veteran Perang Dunia Kedua yang kemudian juga jadi aktivis antiperang.
Bahkan Christ anti apa saja: antikemapanan, antikorupsi, antidominasi gereja, antiateis, dan juga antiliberal.
BACA JUGA: Catatan Dahlan Iskan: Windi Evi
Christ pernah tergabung dalam demo berhari-hari. Caranya: menduduki akses masuk bursa saham New York, Wall Street. Sampai ia ditangkap.
Waktu Amerika menyerbu Iraq pun Christ sangat kritis pada Amerika. Ia wartawan peliput perang. Di Iraq, Kuwait, Sarajevo, Argentina, dan Afghanistan.
BACA JUGA: Catatan Dahlan Iskan: Banjir Tuhan
Ia tidak mau tergabung dalam kelompok wartawan yang dilindungi tentara. Ia jalan sendiri. Dengan risiko tinggi. Nama dan sikap independen Christ sangat terkenal.
Suatu saat Christ diminta memberi pidato dalam wisuda sarjana di Rockford College –kini Universitas Rockford. Di dekat Chicago. Rakyat Amerika tidak senang dengan orang seperti Christ. Dianggap tidak patriotik.
BACA JUGA: Catatan Dahlan Iskan: Warisan UNESCO
Saat mulai berpidato di kampus itu Christ sudah di-boooo. Di cemooh habis. Mikrofonnya dimatikan. Mikrofon penggantinya pun diputus.
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News