Catatan Dahlan Iskan: Bonita Fani

Catatan Dahlan Iskan: Bonita Fani - GenPI.co
Dahlan Iskan. Foto: Ricardo/JPNN.com

Di mata sebagian guru, nama Fani dianggap mencoreng dunia pendidikan. Tapi Fani justru terpilih. Dia selalu berkata: "semua ini demi para murid dan orang tua mereka."

Bukan hanya perkaranya yang menarik. Pun cara Fani mengenakan tuduhan. Semua yang terlibat permainan itu dia jadikan tersangka dalam satu berkas perkara. Fani pun mengenakan pasal-padal dalam UU Kejahatan Pemerasan Berkomplot. Hukumannya lebih berat.

Cara Fani menangani perkara nilai itu dianggap istimewa. Fani sangat independen. Tidak ada yang bisa mencampuri jaksa di sana.

BACA JUGA:  Catatan Dahlan Iskan: Buku Obor

Pun di perkara yang sekarang ini lagi dia tangani: kejahatan Pemilu 2020. Fani akan mengenakan UU Kejahatan Pemerasan secara Berkomplot. Sembilan belas orang dijadikan dalam satu berkas perkara.

Fani tidak perlu pakai taktik ''makan bubur dari pinggir''. Atau ''menggunakan putusan pengadilan-bubur-di-pinggir sebagai alat bukti untuk menetapkan tersangka berikutnya.''

BACA JUGA:  Catatan Dahlan Iskan: Mobil Dinas

Sebagai jaksa baru, saat itu Fani hanya punya satu alat bukti permulaan: rekaman pembicaraan telepon antara Donald Trump dengan secretary of state Georgia. Pejabat tinggi itu, Bradford Jay Raffensperger, diminta Trump mencarikan tambahan suara. Trump menyebut perlunya tambahan angka 12.000 suara. 

Kekalahan Trump atas Joe Biden di Georgia sangat tipis. Ini langka: Capres Demokrat menang di Georgia. Kalau tambahan suara itu bisa didapat, kemenangan Biden bisa dibatalkan. Maka Trump-lah yang memenangkan Pilpres 2020. 

BACA JUGA:  Catatan Dahlan Iskan soal Pengganti Jokowi: Tidak Menentu

Dari bukti rekaman itu perkara pun melebar ke mana-mana. Fani menggali lebih dalam lagi. Termasuk ke soal pemilih palsu.

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Berita Selanjutnya