Catatan Dahlan Iskan soal Donald Trump: Setara Mati

Catatan Dahlan Iskan soal Donald Trump: Setara Mati - GenPI.co
Dahlan Iskan. Foto: Disway

Apalagi Engoron tidak punya atasan. Ia tidak diangkat oleh atasannya. Ia bukan bawahan menteri kehakiman. Bukan anak buah ketua Mahkamah Agung. 

Engoron jadi hakim karena dipilih oleh rakyat New York. Yakni dalam pemilihan umum tahun 2015 lalu. Ia baru akan pensiun tahun 2027. Di Pemilu itu pun Engoron tidak punya pesaing. Begitu melihat Engoron maju, para ahli hukum yang lain tidak mencalonkan diri.

Engoron lulusan sekolah hukum New York University. Sejak tahun 2012 ia sudah jadi hakim perkara perdata.

BACA JUGA:  Catatan Dahlan Iskan: Bambu Ijuk

Hari-hari ini orang New York terus membicarakannya. Namanya viral. Media di sana –yang jadi sumber tulisan ini– tidak henti-hentinya menulis perkara ini.

Jaksa Letitia sendiri sudah sangat lama mengintai praktik bisnis Trump. Dia juga lahir di New York. Sama dengan Engoron, Letitia juga anggota partai Demokrat. Letitia orang kulit hitam dan wanita pertama yang menduduki jabatan itu di situ. Dia juga tidak punya atasan. Tidak takut dipelototi bos yang mengangkatnyi. 

BACA JUGA:  Catatan Dahlan Iskan soal Luhut Binsar Pandjaitan: Nilai Rocky

Atasannyi adalah rakyat. Dia terpilih dalam Pemilu yang lalu. Dia juga pernah terpilih sebagai anggota ''DPRD'' kota New York. 

Sebenarnya sangat langka ada ''hukuman mati'' seperti yang lagi diperbincangkan ini di pengadilan perdata Amerika. Tapi Engoron mengatakan praktik bisnis curang yang dilakukan Trump sudah berlangsung bertahun-tahun.

BACA JUGA:  Catatan Dahlan Iskan soal Luhut Binsar Pandjaitan: Ide Aksi

Trump yang posisi pencapresannya belum tergoyahkan di kubu partai Republik bersikap seperti yang lalu-lalu: semua ini politisasi. Pelakunya lawan politiknya: Demokrat.

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Berita Sebelumnya
Berita Selanjutnya