GenPI.co 
GenPI.co - Sulit untuk tidak merasa bahwa warga Amerika Serikat saat ini hidup di dua alam semesta yang berbeda.
Entah topiknya adalah konflik Israel-Palestina, pandemi covid-19, kekerasan polisi, aborsi, tingkat konflik dengan pihak-pihak yang berseberangan tampaknya tidak ada bandingannya.
Retorika kemarahan dan perpecahan di media arus utama dan media sosial dapat ditemukan di mana-mana. Apa yang sedang terjadi di negara ini?
BACA JUGA: Jika Jadi Presiden Amerika Serikat, Donald Trump Seret Joe Biden ke Penjara
Dilansir Psychology Tiday, tidak mengherankan jika banyak psikolog politik yang mempelajari pertanyaan ini dengan harapan dapat memperluas pemahaman kita tentang apa yang tampaknya merupakan polarisasi politik ekstrem.
Namun yang mengejutkan, beberapa orang berpendapat bahwa pada kenyataannya orang Amerika tidak terpolarisasi seperti yang kita lihat, setidaknya dalam hal dalam berbagai isu.
BACA JUGA: Benjamin Netanyahu Kembali Pimpin Israel, Biden dan Putin Kompak Ucapkan Selamat
Ilmuwan politik Morris Fiorina telah lama mengatakan meskipun para politisi kini lebih terpolarisasi dibandingkan sebelumnya, dengan makin homogennya partai politik, sebagian besar orang Amerika adalah pragmatis moderat. Jika demikian, mengapa merasa begitu terpolarisasi?
Salah satu penjelasan yang meyakinkan adalah warga negara Amerika belum tentu terpolarisasi dalam isu, melainkan terpolarisasi secara sosial atau afektif, yang berarti mereka makin bermusuhan dengan anggota partai politik lain.
BACA JUGA: Joe Biden Sebut Pertemuan Aliansi Rusia dan China Terlalu Lebay
Penelitian mendukung hipotesis ini dengan temuan orang Amerika makin mendukung stereotip negatif tentang pihak lain, dan banyak yang tidak akan senang jika orang yang mereka cintai menikah dengan orang dari pihak lain.
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News
