Ukraina dan Sekutu Kritik Komentar Bendera Putih Paus Fransiskus

Ukraina dan Sekutu Kritik Komentar Bendera Putih Paus Fransiskus - GenPI.co
Ukraina dan sekutunya mengkritik Paus Fransiskus karena mengatakan bahwa Kyiv harus memiliki keberanian untuk menegosiasikan diakhirinya perang dengan Rusia. (Foto: Reuters/Valentyn Ogirenko)

GenPI.co - Para pejabat Ukraina dan sekutunya pada Minggu mengkritik Paus Fransiskus karena mengatakan bahwa Kyiv harus memiliki keberanian untuk menegosiasikan diakhirinya perang dengan Rusia, sebuah pernyataan yang banyak ditafsirkan sebagai seruan agar Ukraina menyerah.

Dilansir AP News, Menteri luar negeri Ukraina dan Polandia, sekutu vokal Kyiv, mengutuk pernyataan Paus tersebut. 

Dan seorang pemimpin salah satu gereja Kristen di Ukraina pada hari Minggu mengatakan bahwa hanya perlawanan gigih negara tersebut terhadap invasi besar-besaran Moskow, yang dapat mencegah pembantaian massal warga sipil.

BACA JUGA:  Pasukan Rusia Lakukan Serangan Keras di Ukraina Timur dan Tenggara

Dalam sebuah wawancara yang direkam bulan lalu dengan lembaga penyiaran Swiss RSI dan sebagian dirilis pada hari Sabtu, Paus Fransiskus menggunakan ungkapan “keberanian bendera putih”.

Paus berpendapat bahwa Ukraina, yang menghadapi kemungkinan kekalahan, harus terbuka terhadap perundingan perdamaian yang ditengahi oleh kekuatan internasional.

BACA JUGA:  Rencana Ambisius Uni Eropa Tingkatkan Industri Pertahanan Hadapi Perang Rusia-Ukraina

“Bendera kami berwarna biru dan kuning. Kita hidup, mati dan menang di bawahnya. Kami tidak akan mengibarkan bendera lain,” Menteri Luar Negeri Ukraina Dmytro Kuleba memposting pada hari Minggu di X, yang sebelumnya dikenal sebagai Twitter.

Menteri Luar Negeri Polandia Radek Sikorski mentweet: “Bagaimana kalau, demi keseimbangan, mendorong Putin untuk berani menarik pasukannya dari Ukraina? Perdamaian akan segera terjadi tanpa perlu negosiasi.”

BACA JUGA:  Pastikan Bantuan untuk Ukraina, Presiden Prancis Sebut Rusia Tidak Bisa Menang Perang

Dalam tweetnya, Kuleba mendesak Tahta Suci untuk “tidak mengulangi kesalahan sejarah” karena ia menuduh Vatikan tidak berbuat cukup banyak untuk melawan Nazi Jerman. 

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Berita Sebelumnya
Berita Selanjutnya