Rusia Dituduh Sebar Disinformasi untuk Bentuk Opini Publik Jelang Pilpres AS

Rusia Dituduh Sebar Disinformasi untuk Bentuk Opini Publik Jelang Pilpres AS - GenPI.co
Rusia beralih ke warga Amerika Serikat untuk menyebarkan disinformasi tentang pemilihan presiden AS.. (Foto: AP/Alexander Zemlianichenko)

GenPI.co - Rusia beralih ke warga Amerika Serikat yang tidak sadar untuk menyebarkan disinformasi tentang pemilihan presiden AS, kata pejabat intelijen tinggi pada hari Senin, merinci upaya terbaru oleh musuh-musuh Amerika untuk membentuk opini publik menjelang pemilihan 2024.

Dilansir AP News, peringatan itu muncul setelah beberapa minggu penuh gejolak dalam politik AS yang telah memaksa Rusia, Iran, dan China untuk merevisi beberapa rincian buku pedoman propaganda mereka.

Yang tidak berubah, kata pejabat intelijen, adalah tekad negara-negara ini untuk menyebarkan klaim palsu dan menghasut tentang demokrasi Amerika di internet untuk merusak kepercayaan pada pemilu.

BACA JUGA:  Selama Rusia Jadi Presiden Dewan Keamanan PBB, AS Bersikap Dingin

"Masyarakat Amerika harus tahu bahwa konten yang mereka baca daring, terutama di media sosial, bisa jadi propaganda asing, meskipun tampaknya berasal dari sesama warga Amerika atau berasal dari Amerika Serikat," kata seorang pejabat dari Kantor Direktur Intelijen Nasional yang memberi pengarahan kepada wartawan dengan syarat tidak disebutkan namanya berdasarkan peraturan yang ditetapkan oleh kantor direktur.

Rusia terus menimbulkan ancaman terbesar dalam hal disinformasi pemilu, kata pihak berwenang, sementara ada indikasi bahwa Iran sedang memperluas upayanya dan China melangkah dengan hati-hati.

BACA JUGA:  Ukraina Klaim Telah Menyerang Depot Minyak di Rusia

Kelompok yang terkait dengan Kremlin makin banyak merekrut firma pemasaran dan komunikasi yang berlokasi di Rusia untuk melakukan outsourcing sebagian pekerjaan pembuatan propaganda digital sekaligus menutupi jejak mereka, kata pejabat tersebut saat pengarahan kepada wartawan.

Dua perusahaan tersebut menjadi sasaran sanksi baru AS yang diumumkan pada bulan Maret.

BACA JUGA:  AS Siapkan Rudal dan Hipersonik di Jerman, Rusia Bakal Kerahkan Senjata Serang Baru

Pihak berwenang mengatakan kedua perusahaan Rusia tersebut membuat situs web dan profil media sosial palsu untuk menyebarkan disinformasi Kremlin.

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Berita Sebelumnya
Berita Selanjutnya