
Menurut warga, Israel telah memblokir semua jalan kecuali jalan raya utama yang mengarah ke selatan dari Jabaliya.
"Orang-orang di sini mengatakan dengan jelas bahwa mereka akan mati di sini, di Gaza utara, dan tidak akan pergi ke Gaza selatan," kata Ahmed Qamar, yang tinggal di Jabaliya bersama istri, anak-anak, dan orang tuanya, melalui pesan teks.
Fadel Naeem, direktur Rumah Sakit Al-Ahly di Kota Gaza, mengatakan pihaknya telah menerima puluhan korban luka dan jenazah dari wilayah utara.
BACA JUGA: Menuju Gencatan Senjata, Hizbullah Tegaskan Dukungannya untuk Warga Palestina di Gaza
"Kami mengumumkan keadaan darurat, menunda operasi yang dijadwalkan, dan memulangkan pasien yang kondisinya stabil," katanya kepada AP melalui pesan teks.
Serangan Israel telah menghancurkan sektor kesehatan Gaza, memaksa sebagian besar rumah sakit tutup dan hanya menyisakan rumah sakit yang berfungsi sebagian.
BACA JUGA: Pertempuran Berkecamuk di Gaza Utara Setelah Perintah Evakuasi Israel
Naeem mengatakan tiga rumah sakit di utara, Kamal Adwan, Awda, dan Rumah Sakit Indonesia, hampir tidak dapat diakses karena pertempuran.
Kementerian Kesehatan Gaza mengatakan tentara Israel telah memerintahkan ketiga rumah sakit tersebut untuk mengevakuasi staf dan pasien. Sementara itu, tidak ada bantuan kemanusiaan yang masuk ke wilayah utara sejak 1 Oktober, menurut data PBB.
BACA JUGA: Pertempuran Hebat dan Perintah Evakuasi di Gaza
Otoritas Israel yang mengoordinasikan urusan kemanusiaan di wilayah Palestina mengatakan Israel “tidak menghentikan masuknya atau koordinasi bantuan kemanusiaan yang memasuki wilayahnya ke Jalur Gaza utara.” (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News