"Boom. Sudah saya tekan," kenang Trump beberapa bulan kemudian setelah dia men-Tweet di konferensi di Gedung Putih yang dihadiri tokoh media sosial konservatif. Dan hanya dalam dua detik kemudian, ada Breaking News.
BACA JUGA: Sah! Gebby Vesta Jadi Wanita: Jangan Panggil Waria Atau Bencong
Pada mulanya, orang-orang kepercayaan Trump ingin Sang Presiden menahan kebiasaannya Twitteran, bahkan sampai meminta Twitter menerapkan jeda 15 menit untuk pesan-pesan yang disiarkan Trump.
Namun, 11.390 tweet berikutnya, pejabat dan legislator malah merangkul obsesi Twitter Trump. Rapat kabinet kerap "dibajak" Trump ketika dia terinspirasi untuk men-Tweet, di mana dia meminta kabinetnya untuk merangkai kata untuk Tweet berikutnya.
BACA JUGA: Ini Tarif Parkir Selangit di Bandara Malang, 1 Jam Rp 300 Ribu
Sebagai pemimpin yang sering berseteru dengan birokrasinya sendiri, Trump memanfaatkan Twitter untuk menyerang atau mengkritik stafnya sendiri.
"Dia butuh Twitter seperti kita butuh makan," kata penasihat Gedung Putih Kellyanne Conway.
Menurut analisa New York Times, orang yang paling sering disebut Trump dalam Twitternya adalah dirinya sendiri, lebih dari 2.000 kali. Saat ini Trump juga semakin sibuk di jagat Twitter. Pekan kedua Oktober dia men-Tweet 271 kali, tersibuk dibanding bulan-bulan sebelumnya.
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News