Teka-Teki COVID-19: Mematikan di Amerika tapi TIdak di Asia

Teka-Teki COVID-19: Mematikan di Amerika tapi TIdak di Asia - GenPI.co
Ilustrasi: Pixabay

2 Respons pemerintah

Salah satu faktor yang berpengaruh pada tingginya angka kematian di Amerika Serikat dan Eropa Barat adalah keterlambatan respons pemerintah. Hal itu disebabkan, mereka menganggap episentrum COVID-19 yang berada di China terlalu jauh dari negara mereka.  

Sebaliknya, pengalaman menghadapi wabah SARS dan MERS membuat sejumlah negara Asia mampu merespons lebih cepat ancaman virus baru ini. Taiwan misalnya. Negara ini dipuji dunia internasional atas respons cepat pemerintah mereka saat COVID-19 pertama kali muncul.

Saat itu pemerintah Taiwan langsung memperketat pemeriksaan terhadap warga yang datang dari Wuhan. Selain Taiwan, Korea Selatan juga mendapat pujian karena segera membangun sistem tes massal, pelacakan riwayat kontak, dan karantina pasien yang masif.     

3. Sistem imun dan faktor genetik

Tim ilmuwan dari China University mengungkap adanya kemungkinan bahwa faktor genetik berpengaruh pada respons imun tubuh dalam menghadapi virus. Namun mereka mengatakan belum ada bukti yang cukup untuk mendukung asumsi tersebut.  

Para ahli juga menduga perbedaan respons imun juga berperan penting. Tatsuhiko Kodama dari University of Tokyo mengatakan terdapat sebuah studi awal yang menunjukkan bahwa ketika terinfeksi COVID-19, sistem imun masyarakat Jepang bereaksi seolah tubuh sudah pernah menghadapi virus tersebut. Menurutnya, sepanjang sejarah virus corona terbukti pernah menyebar di Asia Timur 

4. Perbedaan strain virus 

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Berita Sebelumnya
Berita Selanjutnya