Tanda Kehancuran, Myanmar Mulai Sempoyongan di Bawah Tekanan PBB

Tanda Kehancuran, Myanmar Mulai Sempoyongan di Bawah Tekanan PBB - GenPI.co
Warga Myanmar menggelar aksi unjuk rasa pasca kudeta militer Myanmar. Foto: Reuters/Athit Perawongmetha.

GenPI.co - Para penentang kudeta militer Myanmar terus melakukan protes massal selama delapan hari berturut-turut, karena penangkapan berkelanjutan terhadap kritikus junta menambah kemarahan atas penahanan pemimpin terpilih Aung San Suu Kyi.

Ribuan orang berkumpul di pusat bisnis, Yangon, sementara pengunjuk rasa turun ke jalan di ibu kota Naypyitaw, kota kedua Mandalay dan kota-kota lain sehari setelah protes terbesar sejauh ini di negara Asia Tenggara itu.

BACA JUGA: Peneliti AS Izinkan Sekolah Tatap Muka, Tetapi Ini Syaratnya

"Hentikan penculikan di malam hari," demikian pernyataan salah seorang pengunjuk rasa di Yangon, seperti dilansir dari AFP, Sabtu (13/2/2021).

Sebelumnya, di antara mereka yang ditangkap juga merupakan seorang dokter yang diidentifikasi di media sosial sebagai Pyae Phyo Naing, yang sedang melakukan konsultasi pasien di distrik Ayeyarwaddy, ketika penggerebekan dilakukan pada Kamis (11/2/2021) lalu.

Bahkan, video penangkapannya yang dibagikan di media sosial memicu kemarahan di antara warga Myanmar.

Sementara, pemerintah tidak menanggapi permintaan komentar atas penangkapan tersebut.

Insiden itu juga menambah tekanan pada militer sebagai tuntutan Dewan Hak Asasi Manusia Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) agar militer memulihkan pemerintahan sipil dan membebaskan para pemimpin sipil negara.

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Berita Sebelumnya
Berita Selanjutnya