Kehancuran Myanmar, Warga Melarikan Diri, Tentara di Mana-mana

Kehancuran Myanmar, Warga Melarikan Diri, Tentara di Mana-mana - GenPI.co
Polisi anti huru hara menembakkan gas air mata untuk membubarkan demonstran di Yangon, Myanmar. Foto: Reuters.

“Jika pertempuran terus berlanjut, itu juga tidak akan aman di gereja. Kami, rakyat, tidak memiliki senjata, jadi kami takut," ujarnya, seperti dilansir dari Aljazeera, Jumat (19/3/2021).

Di dekat pertemuan sungai N'Mai dan Mali di daerah yang disebut Myitsone, daerah berhutan 40 kilometer [25 mil] di utara ibu kota Negara Bagian Kachin, Myitkyina, bentrokan awal pekan ini mendorong sedikitnya 100 orang mengungsi.

Lonjakan pertempuran di Kachin terjadi ketika militer meningkatkan penggunaan kekuatan mematikan, kekerasan dan ancaman terhadap warga sipil yang menyerukan pemulihan demokrasi di kota-kota besar dan kecil di seluruh negeri.

Panglima Angkatan Darat Min Aung Hlaing, yang memimpin kudeta, menyatakan bahwa protes telah berubah menjadi kerusuhan dan kekerasan.

Dia juga mengatakan pasukan polisi diberi tugas untuk menundukkan protes menurut norma-norma demokrasi dengan menahan diri sepenuhnya.

Sementara, seorang pemuda Kachin di Myitkyina menerangkan bahwa dia percaya sekarang adalah waktu yang tepat untuk perlawanan bersenjata bagi negara.

Selain itu, bagi mereka yang sudah tinggal di kamp pengungsian, pertempuran baru membuat mereka takut harus melarikan diri untuk kedua kalinya.

“Jika perang pecah lagi, hampir tidak ada lagi tempat bagi kami untuk pindah; kami sudah berada di perbatasan,” jelas dia.

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Berita Sebelumnya
Berita Selanjutnya