Selama Ada Partai di Luar Istana, Masuknya PAN Bukan Ancaman

Selama Ada Partai di Luar Istana, Masuknya PAN Bukan Ancaman - GenPI.co
Pengamat politik Usep Suhud menilai masuknya Partai Amanat Nasional (PAN) ke koalisi Istana tidak akan membahayakan demokrasi di Indonesia. FOTO: JPNN

Menurutnya, akan ada permufakatan yang berpotensi menjadi kejahatan demokrasi di Indonesia.

“Kalau misalnya 7 partai itu bermufakat untuk menyingkirkan Partai Demokrat dan PKS,” ujar Refly Harun.

Refly mengatakan bahwa salah satu caranya adalah dengan tidak mengajak PKS dan Partai Demokrat dalam pemilu.

BACA JUGA:  PAN Masuk Koalisi, Pengamat Singgung PKS dan Demokrat

“Caranya dengan tidak melibatkan mereka dalam koalisi manapun. Bisa membuat 3 calon dengan 7 parpol tersebut,” lanjutnya.

Setelah terbentuk 3 pasang calon tersebut, menurut Refly, akan ada pembagian dan cawe-cawe kekuasan yang terjadi.

BACA JUGA:  Jokowi Ajak PAN Bergabung, Pengamat: Untuk Apa?

“Maka, pesta itu hanya akan ada di oligarki istana yang saat ini sudah berhimpun menjadi kekuatan partai politik. Ini berpotensi menjadi kejahatan demokrasi,” lanjutnya.

Oleh sebab itu, dirinya menghimbau seluruh masyarakat sipil dan Mahkamah Konstitusi (MK) untuk segera menghilangkan presidential treshold.

BACA JUGA:  Isu Reshuffle Usai PAN Jadi Koalisi, Fadjroel Rachman Bersuara

“MK, kalau memang berumpah bertanggung jawab memberikan keadilan berdasarkan ketuhan yang maha esa seharusnya tidak bisa tida menghapuskan presidential treshold,” ujar Refly.(*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Berita Sebelumnya
Berita Selanjutnya