GenPI.co 
GenPI.co - Mantan Ketua DPR Setya Novanto kepergok pelesiran ke sebuah toko bangunan di kawasan Padalarang, Jumat 14 Juni 2019. Padahal sebelumnya, narapidana kasus korupsi e-KTP itu sedang dirawat di RS Santosa Bandung dengan dikawal petugas Lapas dan polisi.
Juanedi, Direktur Pembinaan Napi Ditjen PAS Kemenkumham saat diwawancara Kompas TV (15/6) menjelaskan kronologis bagaimana Setnov bisa berada di toko bangunan.
Senin (10/6) Setya Novanto mengeluh sakit dan langsung diperiksa dokter Lapas Sukamiskin, Bandung. Dokter Lapas merekomendasikan Setnov dibawa ke RS Santosa untuk diperiksa.
BACA JUGA: Ketahuan Pelesiran, Setya Novanto Dipindah ke Lapas Gunung Sindur
Selasa (11/6) dokter RS Santosa menyatakan Setnov harus dirawat inap. Selama dirawat di ruang kamar nomor 851 politisi Golkar itu dikawal oleh 2 orang petugas Lapas dan seorang polisi, dengan tiga kali shift penjagaan selama 24 jam.
Jumat (14/6) Setnov diperbolehkan pulang oleh dokter, pukul 14.22 ia pun meminta ijin kepada petugas pengawalan untuk turun ke lantai 3 mengurus administrasi RS, dengan masih menggunakan kursi roda bersama keluarganya. Sepuluh menit kemudian petugas Lapas menyusul Setnov ke lantai 3, namun napi yang sempat viral dengan rekaman “Papa minta saham” ini tidak ditemukan. Tiga jam kemudian atau sekitar pukul 17.43, Setnov baru muncul di RS dan langsung dibawa ke Lapas Sukamiskin.
Tak lama kemudian foto Setnov berada di toko bangunan viral, Pimpinan Lapas Sukamiskin pun langsung memutuskan memindahkan Setya Novanto ke Lapas Gunung Sindur karena pelanggaran yang ia lakukan. Ia ditempatkan di sel khusus teroris. Setya Novanto harus menjalani hukuman 15 tahun penjara atas kasus korupsi e-KTP tahun anggaran 2011-2013.
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News
