IPO Tak Setuju Presidential Threshold 0 Persen, Ini Alasannya

IPO Tak Setuju Presidential Threshold 0 Persen, Ini Alasannya - GenPI.co
Pengamat politik Dedi Kurnia Syah. Foto: Dok pibadi for GenPI.co

GenPI.co - Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion (IPO) Dedi Kurnia Syah mengaku tidak setuju dengan ahli hukum tata negara Refly Harun yang menginginkan presidential threshold 0 persen.

Ia pun membeberkan alasan dari pendapatnya tersebut.

"Yang perlu dipahami, melakukan review dan menuntut agar presidential threshold menjadi nol persen juga bukan aktivitas bijak," ujar Dedi kepada GenPI.co, Minggu (12/12).

BACA JUGA:  Jurus Gaet Pemimpin Top Lewat Presidential Threshold Nol Persen

Menurut Dedi, mengajukan ambang batas pencalonan presiden 0 persen tidaklah bijak. 

Sebab, hal tersebut justru akan menyulitkan dalam mencari pemimpin, karena banyak sosok yang ingin mengajukan diri sebagai capres atau cawapres.

BACA JUGA:  Presidential Threshold Terlalu Tinggi, Begal Demokrasi

"Mengapa tidak nol persen? Karena nanti akan terjadi kesulitan untuk melakukan seleksi. Terutama mencari tokoh yang benar-benar punya potensi," papar Dedi.

Walaupun begitu, Dedi tetap menilai presidential threshold yang saat ini diterapkan masih terlalu tinggi.

BACA JUGA:  Dukung Presidential Threshold 0 Persen, Pengamat Beber Alasannya

Ia mengatakan bahwa presidential threshold 20 persen persen kursi atau 25 persen suara berpotensi menjadi kriminal bagi demokrasi.

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Berita Sebelumnya
Berita Selanjutnya