Pengurus partai politik, kandidat presiden, caleg, dan peserta pilkada dipastikan lebih masif menggunakan medsos sebagai sarana untuk menyosialisasikan diri dan program.
"Sebagian penelitian akademik juga menemukan bukti bahwa buzzer dikerahkan peserta pemilu dan pilkada untuk membangun citra mereka dan menjatuhkan citra rival politiknya," ujar Ali.
Atas persoalan tersebut, Ali berpendapat bahwa ruang gerak para buzzer harus dibatasi melalui peraturan. (*)
BACA JUGA: Pengamat Sebut Jokowi Melanggar Janji Kampanye, Ini Alasannya
Jangan lewatkan video populer ini:
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News