Catatan Dahlan Iskan: Durian Kaesang

Catatan Dahlan Iskan: Durian Kaesang - GenPI.co
Dahlan Iskan. Foto: Ricardo/JPNN.com

"Saya jatuh cinta ke PSI," katanya.

Tentu itu omongan politikus. Yang sebenarnya di balik itu hanya ia yang tahu. Mungkin juga bapaknya. Atau juga kakaknya, wali kota Solo itu.

Rasanya pilihan itu tepat. Masuk partai besar ia harus merangkak dari bawah. Apalagi di PDI-Perjuangan berlaku aturan jenjang kaderisasi. Tidak mungkin langsung jadi ketua umum.

BACA JUGA:  Catatan Dahlan Iskan: Paten Pasila

Jadi sekjen pun mustahil. Pun jadi salah satu ketua partai. Apalagi dalam situasi hubungan Pak Jokowi beserta anaknya lagi penuh misteri belakangan ini. 

Kaesang anak muda. Baru 28 tahun. Ia perlu tantangan. Khas anak muda yang mau punya jalan sendiri. Merintis karir sendiri. Dari kecil. Dari sulit. Tidak mau langsung enaknya. Ia harus merasakan keringat sebagai pejuang.

BACA JUGA:  Catatan Dahlan Iskan: Kereta Cepat

Tentu akan ada yang bilang ia tidak benar-benar langsung dari bawah. Begitu masuk partai langsung jadi ketua umum. Juga langsung mendapat dukungan relawan Jokowi. Para relawan itu hadir di acara pengukuhan.

Kaesang sendiri yang mengungkapkan peran relawan bapaknya. Mungkin dengan tujuan tertentu: menembak ke segala arah.

BACA JUGA:  Catatan Dahlan Iskan: Komunikasi Rempang

"Di sini hadir relawan Pak Jokowi. Jumlahnya....", ujar Kaesang melirik teks pidato, "137 relawan. Tapi saya dengar sudah menjadi 200".

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Berita Sebelumnya
Berita Selanjutnya