Anggota TNI Dicopot, Pengamat: Penegakan Disiplin Jaga Kewibawaan

Anggota TNI Dicopot, Pengamat: Penegakan Disiplin Jaga Kewibawaan - GenPI.co
Pengamat pertahanan dan keamanan, Ngasiman Djoyonegoro. (Ist)

BACA JUGAWiranto Ditusuk, Ini Kalimat yang Diucapkan Saat Tersungkur

Penertiban dan pendisiplinan anggota TNI, kata dia, adalah aspek penting untuk membersihkan institusi dari unsur-unsur yang membahayakan pertahanan dan keamanan negara. Terlebih posting-an di Medsos tersebut berkaitan dengan kasus penusukan terhadap Menko Polhukam Wiranto yang bertendensi ke arah radikalisme.

Dikatakannya, berdasarkan data dari Kementerian Pertahanan, sekitar 3 persen prajurit TNI sendiri teridentifikasi terpengaruh radikalisme. Jumlah ini tentu tidak signifikan, tetapi berbahaya jika tidak ditindak dan diantisipasi.

"Kejadian ini memberikan peringatan kepada TNI untuk selalu mengevaluasi pola pembinaan. Baik TNI AD, TNI AU maupun TNI AL, ketiganya haruslah meninjau kembali mekanisme assessment sebelum penunjukan Perwira Menengah dengan pangkat strategis. Terlebih untuk organ yang memiliki tugas berhubungan langsung dengan masyarakat, seperti Dandim," jelasnya.

BACA JUGA: Ini Sosok Pelaku Penyerangan Wiranto, Pasti Nggak Percaya?

Peluang masuknya unsur radikalisme biasanya bersamaan dengan rekrutmen pengisian jabatan yang kosong.

"Jangan sampai kelompok yang jumlahnya 3 persen itu menduduki posisi-posisi strategis di TNI. Jadi, petinggi TNI AD terutama harus memperhatikan hal ini karena Matra Darat yang paling banyak mengendalikan struktur TNI hingga tingkat daerah, kecamatan dan desa," ucap Ngasiman.

Komitmen Panglima TNI dalam hal ini jelas, yakni membersihkan tubuh TNI dari unsur radikalisme. TNI haruslah tetap menjaga profesionalisme dalam koridor hukum yang berlaku.

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Berita Sebelumnya
Berita Selanjutnya