GenPI.co 
GenPI.co - Kerusuhan dalam aksi demonstrasi menolak UU Cipta Kerja Omnibus Law terjadi di beberapa kota. Bahkan, Ibu Kota Jakarta pun membara di beberapa titik aksi bentrokan antara pedemo dan petugas Kepolisian.
Melihat hal itu, Mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo menilai Presiden Joko Widodo (Jokowi) seharusnya tidak menghindari demonstran atas penolakan UU Cipta Kerja yang terjadi di Istana Merdeka, Jakarta.
BACA JUGA: Menteri Jokowi Ingin Cari Selamat, Luhut Pandjaitan Bongkar Ini
Menurut Presidium Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) ini, aksi yang terjadi di berbagai daerah, terutama di sekitar Istana Merdeka, merupakan kegeraman masyarakat atas sikap DPR dan pemerintah.
"Aksi yang terjadi sesungguhnya merupakan akibat dari keputusan DPR dan Presiden yang abai dan tidak memerhatikan aspirasi buruh, kampus, para guru besar," ucap Gatot dikutip dalam maklumat Presidium KAMI, Kamis (8/10) malam.
BACA JUGA: Rekam Jejak Jenderal Andika Perkasa Ternyata Ngeri Banget!
Gatot juga membeber bahwa penolakan juga datang dari ormas keagamaan khususnya PBNU, PP Muhammadiyah, mahasiswa, LSM dan organisasi kemasyarakatan lainnya.
Akan tetapi, DPR dan pemerintah tetap mengetok palu dan mengesahkan RUU Omnibus Law menjadi UU.
"Atas reaksi penolakan yang masif terjadi di seluruh Indonesia, sudah seharusnya Presiden sebagai kepala pemerintahan tidak menghindar dan membuka ruang dialog yang seluas-luasnya," jelas Gatot.
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News
