
Budayawan ini meminta agar dewan bahasa harus turun dalam menangani konflik ini. Dikatakan Sujiwo, publik mulai ragu dan bimbang membedakan antara kritik dan hujatan.
Kritik seharusnya ialah membalas argumen dengan argumen lain yang lebih kuat. Namun, kemudian itu dinarasikan sebagai hujatan, padahal syarat hujatan ialah menyerang fisik bukan argumen.
“Saya tidak menuduh siapa pun, tetapi negara harus bertanggung jawab,” pungkasnya.(*)
Lihat video seru ini:
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News